Ketahanan Bangsa Dimulai dari Perut Rakyat, Bukan Barak

- Editorial Team

Rabu, 27 Agustus 2025 - 13:19 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Globalpewartasakti.com | NASIONAL (GPS) – Anggota Komisi IX DPR RI Nurhadi menyampaikan kritik terhadap rencana pembangunan 500 batalyon baru untuk mendukung program prioritas nasional. Menurutnya, wacana tersebut menunjukkan kekeliruan dalam penentuan prioritas nasional, terutama ketika Indonesia masih dibayangi oleh berbagai persoalan mendasar di sektor kesehatan dan pangan.

“Rencana pembangunan 500 batalyon yang digembar-gemborkan saya nilai keliru dalam penentuan prioritas. Negara ini masih menghadapi masalah gizi buruk, stunting, dan akses pangan yang belum merata. Lalu tiba-tiba rakyat disuguhi wacana pembentukan batalyon baru seolah-olah itu solusi semua masalah. Saya tegaskan: ketahanan bangsa dimulai dari perut rakyat, bukan dari barak tentara,” kata Nurhadi dalam keterangan rilis yang diterima Parlementaria, Rabu (27/8/2025).

Sebagai informasi, Pemerintah menargetkan pembangunan 500 batalyon teritorial pembangunan dalam lima tahun di seluruh Indonesia untuk mempercepat program prioritas nasional yang digalakkan Presiden Prabowo Subianto. Program tersebut di antaranya terkait ketahanan pangan hingga Makan Bergizi Gratis.

Batalyon Infanteri Teritorial Pembangunan (Yonif TP) adalah satuan militer multifungsi yang dirancang oleh Kementerian Pertahanan Republik Indonesia untuk memperkuat pertahanan nasional sekaligus mendukung pembangunan sektor strategis seperti pangan, kesehatan, dan energi.

Berdasarkan keterangan dari Kementerian Pertahanan, pembentukan 500 batalyon itu disebut akan mendapat dukungan anggaran dari Kementerian Keuangan. Nantinya akan ada 100 batalyon pembangunan yang dibentuk setiap tahun.

Terkait hal ini, Nurhadi mengingatkan bahwa alokasi anggaran untuk pembangunan batalyon dalam jumlah besar berpotensi menggerus pembiayaan program sosial yang lebih mendesak, seperti MBG untuk pemenuhan gizi anak-anak dan ibu hamil.

Baca juga:  Cemburu Buta, Wanita di Bandar Lampung Tega Sayat Kemaluan Kekasih Gelap Hingga Nyaris Putus

“Kalau setiap tahun Pemerintah mengalokasikan dana besar untuk 100 batalyon, maka yang tergerus adalah anggaran sosial. Artinya, program strategis seperti Makan Bergizi Gratis yang menjadi kebutuhan nyata anak-anak bangsa bisa terpinggirkan. Apa artinya bicara tentang swasembada pangan kalau anak-anak sekolah masih berangkat dengan perut kosong?” tukasnya.

Nurhadi pun menuntut transparansi penuh dari Pemerintah terkait rencana anggaran untuk proyek pembentukan 500 batalyon ini.

“Berapa triliun yang akan dihabiskan untuk membangun batalyon baru? Apakah rakyat dijamin tetap mendapat jatah gizi, ataukah justru harus rela dikorbankan demi proyek-proyek yang elitis dan simbolis?” tegas Nurhadi.

Anggota komisi di DPR yang bermitra dengan Badan Gizi Nasional itu juga menekankan pentingnya memahami kembali esensi keamanan nasional. Menurut Nurhadi, keamanan nasional tidak sekadar soal pertahanan militer, melainkan juga mencakup jaminan terhadap kebutuhan dasar rakyat.

Baca juga:  Baleg Pastikan RUU Perampasan Aset Masuk Prolegnas 2025 sebagai Inisiatif DPR

“Jangan salah memahami keamanan. Rakyat tidak butuh tentara di sawah atau di ladang, rakyat butuh makanan bergizi di meja makan. Keamanan sejati adalah ketika balita tidak lagi stunting, ketika anak sekolah mampu belajar dengan tubuh yang sehat, dan ketika ibu hamil tidak kekurangan gizi,” tambah Nurhadi.

Lebih lanjut, Nurhadi mendesak Pemerintah untuk mengevaluasi ulang arah kebijakan pembangunan nasional dan memastikan bahwa pemenuhan gizi rakyat menjadi prioritas utama.

“Karena itu saya tegaskan: Pemerintah harus mengoreksi arah prioritas. Jangan mengorbankan program gizi demi ambisi membangun batalyon. Kalau memang ingin bicara tentang ketahanan nasional, maka ketahanan gizi rakyatlah yang harus jadi fondasi pertama dan utama,” tutup Nurhadi.(*)

 

 

Sumber : PARLEMENTARIA

Berita Terkait

Cegah Penyalahgunaan Senpi, 185 Anggota Polresta Bandar Lampung Ikuti Tes Psikologi
Sat Narkoba Berhasil Mengamankan Seorang Pelaku Penyalahgunaan Narkotika Jenis sabu
Bupati Pesawaran Kukuhkan Pengurus TP PKK, Dekranasda, Perwosi, Posyandu, dan Bunda Literasi Kecamatan Periode 2025–2030
Bupati Novriwan Jaya Buka Kejurkab Basket 2025: Target Kembalikan Tubaba Sebagai Lumbung Atlet Lampung
Wamenkes Ajak IDI Perkuat Kemitraan dan Pemerataan Dokter di Seluruh Indonesia
Apresiasi Setahun Pemerintahan Prabowo, Kebijakan Harus Lebih Berpihak pada Rakyat
Peringatan Hari Santri, Presiden Prabowo: Santri Adalah Penjaga Moral dan Pelopor Kemajuan Bangsa
Sat Pol Airud Polres Lampung Timur Amankan Pelaku Pencurian Kapal Nelayan di Muara Gading Mas
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Berita Terkait

Sabtu, 25 Oktober 2025 - 13:03 WIB

Sat Narkoba Berhasil Mengamankan Seorang Pelaku Penyalahgunaan Narkotika Jenis sabu

Sabtu, 25 Oktober 2025 - 12:46 WIB

Wamenkes Ajak IDI Perkuat Kemitraan dan Pemerataan Dokter di Seluruh Indonesia

Sabtu, 25 Oktober 2025 - 12:27 WIB

Peringatan Hari Santri, Presiden Prabowo: Santri Adalah Penjaga Moral dan Pelopor Kemajuan Bangsa

Jumat, 24 Oktober 2025 - 11:56 WIB

Sat Pol Airud Polres Lampung Timur Amankan Pelaku Pencurian Kapal Nelayan di Muara Gading Mas

Jumat, 24 Oktober 2025 - 11:53 WIB

Polisi Tangkap Pelaku Pemerkosaan Anak di Kalianda

Jumat, 24 Oktober 2025 - 11:30 WIB

Wamenkeu Suahasil: DJPb Berperan sebagai Modern Treasurer Pengelola Perekonomian

Jumat, 24 Oktober 2025 - 11:21 WIB

Terima Audiensi PB AI, Menpora Erick Tegaskan Komitmen Dukungan untuk Prestasi Akuatik Indonesia

Jumat, 24 Oktober 2025 - 11:14 WIB

Netty Aher Apresiasi Program Magang Nasional, Dorong Pemerataan dan Kualitas Pembelajaran Kerja

Berita Terbaru