Globalpewartasakti.com | PRINGSEWU (GPS) – Sistem Informasi Kearsipan Nasional (SIKN) dan Jaringan Informasi Kearsipan Nasional (JIKN) 2025 disosialisasikan di Kabupaten Pringsewu.
Menghadirkan Direktur Informasi Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) Rudi Anton serta Doinysius Susilo Pratomo sebagai narasumber, sosialisasi yang diikuti perangkat daerah dan instansi swasta ini dibuka Asisten Administrasi Umum Arif Nugroho, mewakili Bupati Pringsewu Riyanto Pamungkas di Aula Princhsto, Pringkumpul, Pringsewu Selatan, Rabu (27/8/2025).
Membacakan sambutan tertulis Bupati Pringsewu, Asisten Administrasi Umum Setda Kabupaten Pringsewu Arif Nugroho berharap sosialisasi ini bisa membuka wawasan mengenai peran SIKN dan JIKN, sekaligus dapat mengimplementasikan dalam pengelolaan arsip di masing-masing instansi atau unit kerja.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Hal ini mengingat tugas dan tanggung jawab pemerintah semakin kompleks, mengharuskan jajaran pemerintah menyempurnakan berbagai hal, termasuk penggunaan aplikasi berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang saat ini berkembang pesat guna bertransformasi menuju e-Government,” ujarnya.
Karena itu, kata dia, keberadaan SIKN dan JIKN yang dibangun oleh ANRI menjadi sangat penting dan relevan, sebagai terobosan strategis dalam mewujudkan pengelolaan arsip yang terpadu, modern dan dapat diakses secara luas oleh masyarakat.
Bupati Pringsewu melalui Asisten Administrasi Umum mengajak seluruh perangkat daerah dan instansi lainnya untuk mendukung pembangunan secara simultan, sistematis dan terintegrasi dengan pemanfaatan kemajuan teknologi. Dengan demikian, pekerjaan akan lebih efektif dan efisien.
“Ingat, sinergitas dan semangat kita membangun Kabupaten Pringsewu merupakan amanah sekaligus menjadi salah satu faktor penting dalam mewujudkan percepatan pembangunan di Kabupaten Pringsewu,” tandasnya.
Plt Kadis Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Pringsewu Debi Hardian mengatakan saat ini dorongan keterbukaan infromasi publik dan akuntabilitas pemerintah mendorong perlunya sistem yang memungkinkan akses yang lebih luas terhadap arsip.(*)